bertahun-tahun membiasakan diri, mencoba menepati perbandingan sekian mili dalam sekian detik. Kecepatan titrasi 1 ml/detik menjadi panduan dewa, jadi dasar dalam melakukan semua.
Pertemanan dengan seorang teman mengajarkan 1 hal. Percayakan pada kopinya untuk memberitahu kapan kopi bisa dihidangkan. Perhatikan besaran larutan yang jatuh, warna crema dan kekentalan.
Awalnya mencoba emang susah abis. Gamang karena tidak ada 1 satuanpun yang bisa dijadikan dasar. Kecepatan, kelamaan, terlalu sedikit, dan lainnya. Namun entah bagaimana, mendadak di satu titik sang espresso bisa “berbicara” Kapan ekstraksi dihentikan, apakah harus lebih lambat atau lebih cepat.
Sejauh ini bahagia dengan cara ini. Dari sisi toko/jualan cilaka karena disini peran keahlian barista sangat berpengaruh, dan standar bisa berubah-ubah. Tapi di sisi lain, perubahan standar itu, bila hasil akhirnya baik/enak, tetap akan baik, karena bagaimanapun kopinya berubah-ubah pula mengikuti alam sekitar.
Buat saya pribadi cilaka juga, kebiasaan mendata berantakan gara2 kebiasaan baru ini.
Hehehehe, tersentak oleh barang organik yang berubah2 :p